Selasa, 03 Maret 2009

Ditilang Polisi yang Ternyata Teman Lamaku

Dari kejauhan lampu lalu-lintas itu masih menyala hijau. jono segera menekan pedal gas kendaraanya. ia tak mau terlambat. apalagi ia tahu perempatan itu cukup padat,sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama.kebetulan jalan di depanya agak lengan. lampu berganti kuning. hati jono berdebar,berharap semoga ia bisa melewatinya segera. tiga meter menjelang marka jalan, lampu merah menyala.

jono bimbang. haruskah ia berhenti atau terus saja? "ah,aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,"pikirnya sambil terus maju.
prit!
di seberang jalan seorang polisis melambaikan tangan memintanya berhenti. jono menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati.dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu.wajahnya tak terlalu asing. hei,itu kan boby teman main sma nya dulu.hati jono agak lega. ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
"hai,Bonb, senang sakali ketemu kamu lagi!"
"hai,jon,"tanpa tersenyum.
"duh,sepertinya saya kena tilang nih? saya memang agak buru-buru. istri saya sedang menunggu di rumah."
"oh ya?" tampaknya bobi agak ragu.Nah,bagus kalau begitu.
"bob,hari ini istriku ulang tahun. ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya,tentu aku tak boleh terlambat dong."
"saya mengerti,tapi, sebenarnyab kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini."
Ooo,sepertinya tak sesuai dengan harapan. jono harus ganti strategi.
"jadi,kamu hendak menilangku?sungguh,tadi aku tidak melewati lampu merah.waktu aku melintas lampu kuning masih menyala."
Aha,terkadang berdusta bisa sedikit memperlancar keadaan.
"ayo dong jon.kami melihatnya dengan jelas. tolong keluarkan sim mu."
dengan ketus jono menyerahkan SIM,lalu masuk kendaraan dan menutup jendelanya. Sementara bobbi menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian bobi mengetuk kaca jendela.Jono memandang wajah bobbi dengan penuh kecewa.
dibukanya kaca jendela itu sedikit.ah,lima senti sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. tanpa berkata-kata,bobi kembali ke pos nya. jono mengambil surat tilang yang di selipkan di sela-sela kaca jendela. Di situ di tulis jam dan tanggal harus menghadiri sidang serta pelanggaran yang di buat jono.
tapi,hei apa ini? ternyata secarik kertas yang ternyata di selipkan bersama surat tilang. buru-buru jono membaca catatan kecil yang berisi tulisan tangan bobi.
"halo jono. Tahukah kamu jon, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan.sayang,ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. pengemudi itu di hukum penjara selama 3 bulan.Begitu bebas,ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. betapa sulitnya. begitu juga kali ini. maafkan aku jon. doakanb agar permohonan kami terkabulkan.berhati hatilah" (salam,bobi)
jono terhenyak,ia segera keluar mencari bobi. namun bobi sudah meninggalkan pos jaganya,entah kemana.sepanjang jalan ia mengemudi perlahan dengan hati tak menentu berharap kesalahanya di maafkan....
(dikutup dari SUARA MERDEKA selasa 3 maret 2009)

Tidak ada komentar: